Sabtu, 21 Mei 2011

Photo Effects by Wishafriend
Photo Effects By WishAFriend.com

PEMIKIRAN ISLAM

TRADISI ISLAM PERAN DAN FUNGSINYA DALAM PEMBANGUNAN DI INDONESIA

(DR. NURCHOLISH MADJID)


A. RIWAYAT HIDUP DR. NURCHOLISH MADJID

1. Lingkungan social

Nurcholish Madjid lahir pada tanggal 17 maret 1939 M bertepatan dengan tanggal 26 Muharram 1358 H di Jombang Jawa Timur, dari keluarga kalangan pesantren yang taat menjalankan agama.

2. Pendidikan

Pendidikannya dimulai dari Sekolah Rakyat di Majoanyor pada pagi hari, sedangkan sore harinya ia sekolah di Madrasah Ibtidaiyah di Majoanyor.

Setelah menamatkan pendidikan dasar dan ibtidaiyah, ia melanjutkan belajar ke Pesantren Darul Ulum di Rejoso, Jombang. Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya di Kuliatul Al- Islamiyah (KMI) Pesantren Darussalam di Gontor Ponorogo.

Setamat dari Gontor, ia melanjutkan studi ke Institut Agama Islam, sekaranag menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif hidayatullah Jakarta, pada Fakultas Adab , jurusan Sastra Arab dan tamat tahun 1968. Pendidikan selanjutnya ia lakukan di Universitas Chicago, Illinois, Amerika Serikat dan berhasil meraih gelar Doktor dalam bidang Islamic Thought (Pemikiran Islam) pada tahun 1984.[2]

3. Pekerjaan

Setamat dari IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Nurchalis Madjid bekerja sebagai dosendialmamaternya, mulai tahun 1972 sampai 1976. Setelah berhasil meraih gelar doctor pada tahun 1985, ia di tugaskan memeberikan kuliah tentang filsafat di Fakultas Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selain itu, sejak tahun1978 ia bekerja sebagai peneliti pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Bersamaan dengan tugas- tugasnya itu, ia juga berkesempatan menjadi dosen tamu pada Universitas McGill, Montreal, Canada, pada tahun1990 didampingi oleh istrinya yang mengikuti program Eisenhower Fellowship.

Selanjutnya, sejak tahun 1986, bersama beberapa kawannya di Jakarta, Cak Nur mendirikan dan memimpin Yayasan Wakaf Paramadina dengan kegiatan yang mengarah kepada gerakan intelektual Islam Indonesia. Sejak tahun 1991 hingga sekarang ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendikiawan Muslim se- Indonesia (ICMI), anggota Komnas HAM dan sebagai anggota MPR-RI.

4. Karya tulis

Diantara karya tulis Nurcholish Madjid adalah:

a) Khazanah Intelektual Islam,(Jakarta, Bulan Bintang, 1984)

b) Islam Kemodernan dan Keindonesiaan,(Bandung, Mizan, 1987)

c) Islam Doktrin dan Peradaban, Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah Keimanan,Kemanusiaan dan Kemodernan,(Jakarta, Yayasan Wakaf Paramadina,1992)

d) Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah,(Karya bersama para pakar Indonesia lainnya),( Jakarta, Yayasan Wakaf Paramadina,1995)

e) Islam AgamaPeradaban , Membangun Makna dan Relevansi Doktrin Islam dalam Sejarah,(Jakarta, Yayasan Wakaf Paramadina,1995)

f) Pintu- Pintu Menuju Tuhan,( Jakarta, Yayasan Wakaf Paramadina,1995)

g) Masyarakat Religius, (Jakarta, Yayasan Wakaf Paramadina,1997 )

h) Kaki Langit Peradaban Islam,( Jakarta, Yayasan Wakaf Paramadina,1997)

i) Tradisi Islam peran dan Fungsinya dalam Pembangunan di Indonesia,( Jakarta, Yayasan Wakaf Paramadina,1997)

j) Dialog Keterbukaan Artikulasi Nilai Islam dalam Wacana social Politik Kotemporer, (Jakarta, Yayasan Wakaf Paramadina,1998)

Jadi, dapat disimpulkan dari riwayat diri Nurcholish Madjid sebagai berikut:

a. Dilihat dari latar belakang keluarganya, Cak Nur merupakan seorang cendikiawan yang memiliki basis kesantrian.

b. Dilihat dari segi basis keilmuannya, Cak Nur seorang cendikiawan muslim yang memiliki keahlian dalam bidang Ilmu agama Islam yang luas dengan titik tekan pada sejarah peradaban Islam sesuai dengan latar belakang pebdidikan kesarjanaan yakni sebagai tamatan dari Fakultas Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

c. Dilihat dari segi sifat dan corak pemikirannya, Cak Nur bersifat modern dengan tetap mengacu pada nilai- nilai dasar ajaran agama Islam sebagai yang terdapat dalam Al- Qur’an dan Sunnah, serta nilai budaya Indonesia.

d. Dilihat dari segi kepribadiannya, Cak Nur adalah sosok cendikiawan muslim yang sederhana dan bersahaja serta berpenampilan rendah hati. Hal ini terlihat dari cara ia bertutur kata, berpakaian, bergaul, dan sebagainya.

B. KESIMPULAN BUKU TRADISI ISLAM PERAN DAN FUNGSINYA DALAM PEMBANGUNAN ISLAM DI INDONESIA URAIAN BAGIAN PERTAMA (KAJIAN ILMIAH ISLAM DI INDONESIA)

1. Kesenjangan Intelektual dan Kultural antara Indoneia dengan Dunia Islam

Berkenaan dengan kesenjangan intelektual dan cultural antara Islam Indonesia dengan Dunia pada umumnya dapat dapat disimpulkan sebagai berikut:

a) Penelaahan kembali pemahaman orang- orang Muslim terhadap agamanya.

b) Penelaahan kembali sejarah pemikiran Islam sejak masa- masa awal sampaisekarang.

c) Penelaahan milieu Islam yang ada dalam sejarah, terutamasegi- segi social, politik, dan cultural,termasuk etnis- etnis dan linguistic.

d) Untuk melakukan penelaahan tersebut mengharuskan tenaga yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

e) Untuk melakukan penelitian tersebut didukung dengan fasilitas riset penelitian yang cukup, khususnya dalam bentuk perpustakaan yang memenuhi syarat.

2. Tradisi Islam di Indonesia sebgai Sumber Subtansi Ideologi

Setiap bangsa memiliki karakteristik masing- masing,seperti Indoesia memiliki jati diri, kepribadian dan ideology. Yang menjadi ideology bangsa kita Indonesia adalah Pancasila. Pancasila merupakan perumusan formal sehingga semestinya pancasila menjadi ideology nasional. Pancasila merupkan ideology modern, hal ini tidak saja diwujudkan di zaman modern, akan tetapi ideologi ini juga ditampilkan oleh seorang atau sekolompok orang yang memiliki wawasan modern, yaitu Bapak pendiri Repoblik Indonesia.[7]Sebagia produk modern, Pancasila bersifat dinamis, tidak statis, arinya pancasial itu bersifat terbuka.Keanekaragaman masyaakat Indonesia harus diberi kebebasan mengambil aktif dalam usaha- usaha menjabarkan nilai- nilai ideology nasional itu dan mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari- hari.

Kehadiran Islam di Nusantara mendorong terjadnya perbahan pola kekuasaan dan melahirkan kesatuan- kesatuan politik Islam dalam bentuk kesultanan. Agama Islam juga membawa berbagai pandanagn baru revolusioner untuk masa itu. Dalam hal ini ada pokok yang terpenting, yaitu:

a. Siafat Islam sebagai agama egaliter radikal, yang antara lain berakiabat pada penyudahan system kasta dalam masyarakat Hindu Nusantara dan penghentian praktek sati

b. Agama Islam dengan kesadaran hukumnya yang amat kuat telah melengkapi penduduk Nusantara, khususnya para pedagang, dengan system hokum Internasisonal, yang amampumendudkung kegiatan perdaganagan dalam konteks ekonomi global yang saat berada dalam kekuasaan Isalam.

Islam di Indonesia masih dalam perkembangan dan pembentukannya, dan masih menyiapkan masa depannya. Islam berfungsi di Nusantara ini sebagai pelengkap ideologis menghadapi penjarah yang datang dari Barat. Dan jika kita hubungkan dengan fungsi Islam dan tradisidan sejarah panjang semangatperlawanan terhadapa para penjarah Barat itu, secara alami membuat kaum muslim sebagai paling berkepentingan terhadap kemerdekaan. Di Indonesia ini yang terbanyak pemeluknya adalah Agama Islam. Hal ini menyebabkan adanay dua konsekuensi yang sling terkait erat, yaitu:

a. Keharusan penguasa dalam memerintah memprhatikan aspirasi umat Islam. Dari sudut pandang para ahli seperti Dr. Baharuddin Lopa bahwa peradilan Indonesia dimasa depan akan lebih bnyak berdasarkan ajaran- ajaran Islam.

b. Kaum muslimin memikul tanggungjawab pembinaan yang cukup besar, tidak hanya dengan komitmen yang berkobar sja , tetapi mereka dituntut menguasai keahlian yang tinggi, baik tentanag jaran Islam sendiri maupun tentang konteks ruang danwaktu Indonesia modern.[9]

3. Mengembangkan Etos Keilmuanuntuk Indonesia Masa Depan

Etos ilmiah menjadi pangkal etos ilmiah modern sekarang ini berawal dari sikap- sikap yang memperhatikan dan mempelajari alam sekeliling kita, baik alam besar jagat raya ini maupun alam kecil yaitu manusia itu sendiri. Kehidupan individual dan social. Namun , berbeda dengan etos ilmiah Barat sekarang ini, etos ilmiah Islam bertolak dari rasa keimanan dan taqwa, kemudian mendorong orang kearah tingkat keimanan dan taqwa yang lebih tinggi dan mendalam.inilah yang dikehendaki oleh Al- Qur’an dalam dorongannya kepada umat manusia untuk memperhatikan keadaan disekitarnya. Maka para sarjana, kaum intelektual atau kaum ulama adalah golongan masyarakat yang diharapkan paling mampu meresapi ketaqwaan, karena itu juga paling tinggi dalam menampilkan tingkat laku bermoral, beradab,dan berakhlak. Ini maksud ayat suci innama yakhsya llahain ibadihilulama’u:

“sesungguhnya yang benar- benar bertaqwa kepada Allah dari kalangan para amba

Nya adalah para’ ulama (ilmuan,scientist)”

Etos keilmuan Islam itu sejajar dengan etos jihad, suatu ungkapan yang mengggambarkan usaha sungguh- sungguh dalam segala bidang. Jihad itu adalah cara berfikir kreatif , dinamis, dan terbuka.

Maka pengembang etos keilmuan di negeri kita dapat mengacuh sepenuhnya kepada etos keilmuan yang diajarkan Islam yang telah dibuktikan dalam sejarahnya yang panjang. Oleh karena itu, menurut dinamika etos keilmuan Islam untuk mebuat kita lebih mampu menghadapi tantangan zaman dan meresponinya, kita harus mampu dengan cermat mendeteksi gejala perkembanagan social yang terjadi.

4. Menumbuhkan Tradisi Intelektual Islam di Indonesia

Proses pengislaman nusantara sendiri tergolong sangat cepat. Hal ini disebabkan karena kebaruannya dan proses pertumbuhannya itu, sesunggunya muslim Indonesia sebagi umat adalah tergolong muda atau baru dalam kelanjutan sejarah umat manusia.

Sebagai umat yang relative muda,maka kaum muslimin Indonesia hanya memiliki tradisi intelektual yang relative muda juga. Ini bisa dibuktikan dari isi kepustakaan kita . sementara kalau kita bandingkan dengan Negara anak benua Indo-Pakistan, mereka memiliki sejarah keislaman yang panjang dengan kekuatan politik Islam yang menjadi masa lampau gemilang anak benua itu, hal ini ditandai dengan kepustakaan mereka dipenuhi dengan warisan karya- karya klasik oleh anak negeri sendiri, yang karya itu diakui dunia.dan karena adanya beberapa kesenjanagan kaum muslim Indonesia dengan dunia Islam pada umumnya, seperti kesenjangan kebahasaan. Tidak banyak orang muslim Indonesia yang mengetahui bahasa Arab, apalagi bahasa lain yang banyak digunakan oleh kepustakaan Islam, seperti bahasa Persia.

Keadaan tersebut mengesankan kemiskinanan intelektual, dan sebagai konsekuensinya adalah rendahnya kemampuan kita dalam member response pada tantangan zaman. Untuk member response pada tantangan zaman ini secara kreatif dan bermanfaat, kita dituntut memiliki kekayaan dan kesuburan intelektual, yang disebut dengan trades intelektual, karena ia tidak terwujud seketika setelah dimulai pengharapannya, melainkan tumbuh dan berkembang dalam waktu yang panjang.

Tradisi intelektual di negeri inipun sulit memiliki vitalitas, jika tidak memiliki kesinambungandengan pemikiran masa lampau, artinya apa yang terjadi di Indonesia atau suatu negeri manapun akan mustahil dapat berkembang dengan baik jika tanpa ada kesinambungan dan keterkaitan dengan yang terjadi di negeri lain.

5. Peta Pemikiran Islam di Indonesia

a) Peta bumi Islam Indonesia

Dalam pembahsan ini kita menggunakan dua sudut pandang, yaitu:

· Sudut penglitan politik, yaitu dengan mengambil ukuran peran umat islam dalampendewasaan politik di Indonesia.

· Sudut penglihatan mereka akan agama Islam, yaitu membagi umat Islam menjadi dua kelompok, yaitu golongan modernis dan golongan tradisionalis

b) Sikap terhadap pancasila

Pancasila adalah sebuah ideology terbukadan demokratis. Ia harus dicegah jangan sampai meluncur menjadi rumusan- rumusan dogma yang mati dan kaku. Kita melihat Pancasila dari sudut pandang an kita sebagai Muslim, dan kita mempertimbangkannya dari sudut pertimbangan ajaran agama Islam.

Selain hal- hal historis- politis tersebut, sebagian umat Islam melalui para pemimpinnya, memang mempunyai presepsi yang salah pada Pancasila dalam hubungannya dengan agama Islam. Namun kesalahan ini sekarang sudah hamper berkurang.

c) Keislaman adalah keindonesiaan dan sebaliknya

Kesejajaran antara keislaman dan keindonesiaan tidaklah terbatas hanya pada bahasa nasional saja. Sumbangan Islam lebih besar adalah dalam bentuk peranan dan fungsinya sebagai penyeragam Budaya Nusantara, yang memungkinkan dipermudahnya komunikasi antar- kelompok etnis dari daerah penghunian yang secara geografis bejauhan.

d) Kaum santri adalah “WASP” Indoesia

Kaum santri menurut Geertz adalah segmen orang- orang jawa yang paling banyak mempunyai unsure- unsure kesamaan cultural dengan kelompok- kelompok Indonesia non –Jawa disbanding kaum Abangan.

Dalam kaitannya dengan keindonesiaan yang parallel dengan keislaman, secara lebih khusus dapat diungkapkan bahwa keindonesiaan setidaknya untuk masa depan yang tidak terlalu jauh adalah parallel dengan kesantrian. Artinya perkambangan Indonesia mejurus pada sebuah Negara santri. Ini bentuk nilai- nilai tidak berarti bahwa Pancasila Indonesia terhapuskan, tetapi nilai- nilai asasi Pancasila itu mengaktualisir diri dalam bentuk nilai- nilai kesantrian yang nasional. Jika kita gunakan paradigm Negara sekuler demokratis, contohnya Amerika Serikat sering tidak resmi disindir sebagai Negara WASP (White Anglo-Saxon Protestants), maka Negara Indonesia yang berpancasila dan ber-UUD 45 sedang tumbuh menjadi Negara santri. Maka para santri akan merupakan WASPnya Indonesia.




Rabu, 11 Mei 2011

ARTICAL ENGLISH

How to Be a Good Student



1. Use your reliable transportation to come to class on time. Students who walk in late are not only disrupting the teacher, they may be missing valuable information or the best seat in the classroom. Arriving a few minutes early is a lot different than arriving a few minutes late.

2. Sit in the front row. Not only will you be able to see and hear the teacher better, you will also be far away from mooching students who tend to sit in the back.

3. Be sure that you get a syllabus and then study it carefully. If your teacher goes through it during class, be sure to write down any additional information he or she may provide. Put your syllabus in a safe place and DO NOT LOSE IT. Refer to it throughout the semester whenever you have a question about due dates or class policies. This will save your teacher a lot of time and trouble.

4. Write down all pertinent class information such as: meeting day and time, room number, professor's name, and class section number and code (such as PHI 10, 28779) This will prevent you from getting lost on campus the first few days and will come in great handy if you need to add/drop the class.

5. Learn your professor/ teacher's name and what he or she likes to be called. "Mr." "Ms." "Instructor" or "Dr." may be appropriate. Unless your teacher requests otherwise, use his or her last name to convey the proper respect.

6. Come to class ready to learn. TURN OFF YOUR CELPHONE, PAGER, OR OTHER ELECTRONIC DEVICE. Do not leave your cell phone on vibrate; it is still a disruption to the class. Be sure that you have gone to the bathroom, gotten something to eat, and have all your necessary books, pens, and paper. You should not be getting up and leaving in the middle of class on a regular basis, even just to make a phone call. Save those types of behaviors for an emergency.

7. Be prepared by taking good notes. What if you never taken notes before and you're not sure how? The only answer is to practice. Some guidance classes will teach you how to write notes if you need help, but mostly, learning how to listen for and write down important information comes from the experience of actually doing it. You should be taking notes every time your teacher lectures and then storing them in a safe place. Refer to your notes just after leaving class; this way your mind will still be fresh.

8. Get the phone numbers of at least two other class members. That way, if you miss a class, you can call to find out what you missed. Remember, it is your responsibility to know the information that your teacher presents and that is covered in the book. Don't expect a teacher to regive a lecture that they already gave in class. If you haven't spoken to anyone in the class, simply approach them and ask, "Would you like to exchange phone numbers? I always like to have someone's number in case I miss anything." Most students are happy to have a buddy they can rely on. Its a win-win situation.

9. Start working on an assignment as soon as possible. Time goes by faster than you expect it to, and we can't always foresee incidents that will get in the way of our homework. Also, if you plan to get an A on your assignment, you will probably need to spend hours working on it. A lot of people aren't willing to do the work required to get an A. Others are. If you have any questions about how to do the assignment or when to turn it in, consult your syllabus and then your teacher.

10. Turn in all assignments! (extra credit is only optional if you are earning a good grade.) This would seem like a no-brainer, but many students fail to do this. Also, be very familiar with assignment make-up policies. If you have a special situation, talk to your teacher.

11. If you are assigned to do group work, whether its discussion or turning in a presentation, be a good group member. That means that in a group, you are working just as hard as if you were on your own. Bring your ideas and your feedback to the table. Be serious about the assignment. Taking the attitude of, "I'm so bad at this stuff; you guys can handle it. Your ideas are way better than mine," is not being modest; it's being lazy. In the case of discussion, you are depriving your classmates of the feedback they should have received from you. And in the case of an assignment, you are making your group members do all the work! Don't cop out. In contrast, dominating a group and not allowing everyone to contribute ideas is just as bad. Even if you don't like someone else's ideas, you may need to compromise and go along with it, because group work is supposed to be a group effort.

12. Learn from your mistakes. That means if your teacher writes, "Use better grammar" than you should study grammar. If your teacher says, "Excellent! But I feel your conclusion is a little weak" than study how to write a conclusion. If you completely bomb a test, that should be a wake-up call to you. If you procrastinate so long that you are not ready with your project, and it turns into a humiliating experience, you need to ask yourself, "What went wrong? Why did I fail, and how could I do it better next time?" Go to your teacher and ask for feedback if you need more clarification.

13. Have a good attitude. People who show up to a class and complain all the time, talking on their cell phone and behind the teacher's back, are really only displaying their immaturity. Leave your personal problems at home, show up with a smile, and try to imagine why you might need to know this information, if it doesn't seem obvious.